![]() |
Foto : Gambar ilustrasi pegawai PLN meninggal dunia |
Sibolga – Duka mendalam menyelimuti keluarga alm IS, pegawai PLN UP3 Sibolga berusia 33 tahun, yang ditemukan meninggal dunia secara misterius di kamar kosnya di Jalan SM Raja, Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Kota, Rabu 7 Mei 2025 lalu.
Selama hampir satu tahun tinggal di kos tersebut, IS dikenal sebagai sosok ramah dan rajin. Menurut pemilik kos Jamil Zeb Humoris, malam sebelum ditemukan tak bernyawa, IS masih terlihat sehat dan sempat berbincang hangat dengan beberapa penghuni kos lainnya.
Almarhum telah mengabdi selama 11 tahun di PLN seputaran kota Sibolga dengan catatan kerja yang baik. Namun, di balik loyalitas itu, ada harapan yang tak pernah terwujud. Menurut penuturan abang ipar almarhum, Aris 42 tahun, IS telah beberapa kali mengajukan permohonan pindah tugas ke Medan demi bisa lebih dekat dengan keluarganya, terutama karena sang istri tengah mengidap penyakit serius yang hanya bisa ditangani di rumah sakit Medan.
“Dia sering cerita, teman-teman satu angkatannya sudah banyak yang mutasi, dia sendiri belum juga mendapat kabar padahal sudah berkali-kali mengajukan. Dia merasa lelah, harus bolak-balik Sibolga-Medan demi rawat istrinya,” ujar Aris, Selasa (3/6/2025)
Kondisi fisik almarhum memang tidak menunjukkan sakit berat, tetapi keluarga mengungkapkan bahwa IS sempat mengeluh kelelahan yang luar biasa dan merasa tertekan karena belum ada kejelasan atas permohonan mutasi yang diajukan. Kelelahan itu kini menyisakan duka, karena IS telah pergi untuk selamanya, meninggalkan istri yang sedang sakit dan tiga anak kecil yang masih sangat membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan biaya hidup.
Lebih memilukan lagi, hingga berita ini diturunkan, keluarga almarhum belum menerima santunan kematian dari pihak PLN. Padahal, sang istri kini tidak bekerja dan harus berjuang sendiri membesarkan anak-anak mereka dan fasilitas kesehatan dan uang pensiunan terhenti terhitung sejak meninggalnya almarhum.
“Kami sangat berharap ada perhatian dari pihak PLN, khususnya PLN Wilayah Sumut. Jangan biarkan pengabdian almarhum selama 11 tahun berakhir tanpa kepedulian. Ini bukan soal uang semata, ini soal kemanusiaan,” tegas Aris dengan mata berkaca-kaca.
Kematian IS menyisakan pertanyaan dan harapan yang tertunda. Harapan agar BUMN sebesar PLN tidak hanya dihargai karena listrik yang menyala, tapi juga karena kepeduliannya terhadap nyawa dan keluarga para pegawainya. Sebab, di balik seragam yang dikenakan, mereka adalah manusia yang juga punya hati, keluarga, dan harapan yang seharusnya tidak dibiarkan padam begitu saja.
Sangat tidak disangka perusahaan BUMN sebesar PLN setelah pegawai meninggal, istri dan dan anak anak yang ditinggalkan tidak lagi mendapatkan fasilitas kesehatan dan pensiunan.
Hingga berita kedua kali diturunkan GM PLN Sumut, Agus Kuswardoyo tidak menanggapi maupun memberikan tanggapan terkait kelalaian pengelolaan mutasi pegawai, hingga memblokir no whatsapp redaksi. bahkan isu yang beredar Agus Kuswardoyo diberikan mutasi jabatan strategis di Jawa. (Red)