Kinerja Kepala Puskesmas Labuhan Deli Dinilai Bobrok

0


Sampah & Limbah Berserakan, Jarang Masuk Kantor, Intensif Nyendat.


Medan -  Kinerja Kepala Puskesmas (Kapus)  Labuhan Deli, di Kabupaten Deliserdang Provinsi Sumatera Utara dinilai bobrok, bahkan paling bobrok di Indonesia.


Pasalnya,  Dr Febrianto selaku Kepala Puskesmas (Kapus) terkesan cuek dengan semua kondisi yang ada, akibatnya predikat terburuk se Indonesia itu bisa saja di alamatkan.


Fenomena ini seperti sampah publik dan limbah yang dibiarkan berserakan di sekitar gedung Puskesmas. 


Bukan hanya sampah organik dan anorganik saja, kertas dan plastik serta limbah bahan berbahaya beracun (B3) sepanjang hari terlihat berserakan di depan samping gedung mewah itu.


Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal DPP LSM PERINTIS, PMH. Sidauruk, SKM di Medan, pasca pihaknya melayangkan surat laporan tentang kinerja Kapuskesmas tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang, Selasa (15/3/2022).


Berdasarkan investasi LSM PERINTIS selama sepekan, ujar Sidauruk, terdapat banyak sengkarut permasalahan Puskesmas tersebut. 


Pengelolaan managemennya juga sangat bobrok. Bayangkan saja, selain tidak ada tong sampah yang memadai, juga tidak ada pemilahan sampah 3R, tidak ada IPAL


"Parah sekali kondisinya. Gedung mewah yang baru dibangun jadi sia-sia saja. Kami kan baru turun melakukan investigasi, ya memang tidak ada tong sampah yang layak. pemilahan sampah Organik, Anorganik dan limbah B3 juga tak ada," ujarnya.


Intinya, papar Sidauruk, Gedung Puskesmas yg dibangun dengan dana yang cukup besar jadi tidak sejalan dengan pengelolaan yang sebanding. 


Pastinya, bila begitu Pimpinan Puskesmas sepertinya tidak mampu bekerja maksimal untuk memajukan Puskesmas tersebut.


PMH Sidauruk yang memiliki bidang ilmu Kesehatan Masyarakat ini sangat menyesalkan sikap tak acuh sang pimpinan Puskesmas terhadap upaya kemajuan sarana publik tersebut.


"Sesuai bidang ilmu yg saya miliki banyak kejanggalan yang terjadi di Puskesmas itu. Bila kondisinya dibiarkan maka gedung mewah yang dibangun dengananggaran miliaran rupiah tersebut akan jadi bangunan tua menyeramkan, bahkan bukan tidak mungkin jadi kawasan sumber penyakit, " imbuhnya. 


Selain itu, lanjut pria pensiunan di dinas yang melayani kesehatan ini, pelayanan terhadap masyarakat juga sangat jauh dari maksimal sesuai peruntukkannya.  Ini tak lepas dari kurangnya disiplin kehadiran pegawai dan staf.


"Dr Febrianto seharusnya mengetahui dan menegur kekurangdisplinan anak buah, bukan malah terkesan melakukan pembiaran, " tegasnya.


Menurut Sidauruk,  kurang disiplinnya pegawai dan staf tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Sebab mungkin saja itu buah dari contoh sang pimpinan. 


"Senakal-nakalnya anak buah, tidak akan berani datang suka-suka jika pimpinannya rajin masuk kantor," lanjut Sidauruk, tanpa maksud menuduh Dr Febrianto jarang mengantor di Pusmeskas. 


Meski, sambung Sidauruk, beberapa pegawai sempat nyeletuk jika Dr Febrianto terbiasa paling banter hadir dua kali seminggu. (A1/Red).

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)